Laman

Selasa, 01 Juni 2010

an architect



Pada awal tulisan di blog ini saya akan memulai dengan sedikit perjalanan hidup dan berprofesi sebagai seorang arsitek. Tidak bisa dipungkiri juga bahwa latar berlakang keluarga juga berpengaruh terhadap pilihan untuk bersekolah di jurusan arsitektur ini. Walaupun sepenuhnya pilihan kembali tergantung pada saya sendiri, dibebaskan untuk memilih sekolah apa saja, namun ayah yang juga seorang arsitek sedikit banyak memberikan nafas-nafas seorang artist. Sedari kecil saya sudah sering diperlihatkan mengenai hal-hal yang berbau arsitektur, mulai dari meja gambar, gambar-gambar kerja proyek, membuat maket, hingga sempat diajari software gambar autocad saat smp yang sebenarnya pada saat itu belum mengerti program ini untuk apa..eheh...

Hingga saatnya tiba lulus sma dan sudah harus memiliki jurusan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, entah kenapa saat itu sudah teguh dengan pilihan jurusan arsitektur. Semua pilihan pada saat test menuju perguruan tinggi diisi dengan jurusan arsitektur, baik PTN maupun PTS, pada saat itu telah mendaftar UMPTN di universitas diponegoro - Semarang, Universitas Trisakti - Jakarta, dan Universitas Katholik Parahyangan - Bandung. Gagal dengan hasil test UMPTN, lalu cek hasil di USAKTI dan rencana lanjut ikut test di UNPAR. ternyata hasil test di USAKTI berhasil lulus, dan diputuskan tidak lanjut test lagi di UNPAR.



August 2001, mulai masuk sebagai mahasiswa arsitektur USAKTI 2001, mulai dikenalkan dunia arsitektur itu seperti apa, dunia kampus dengan segala aturan dan kehidupan sosialnya yang sangat jauh berbeda dengan dunia sekolah smu. Mendapatkan banyak teman dari sabang sampai merauke, berbagai suku budaya di indonesia kolaborasi dalam satu angkatan arsitektur usakti 2001. Mengerjakan tugas, berorganisasi, nongkrong, dan kebiasaan bercanda dengan saling mencela satu sama lain...kebiasaan yang aneh.
Tidak terasa seiring waktu berjalan, bersyukur dalam 9 semester akhirnya bisa lulus dengan predikat baik dengan gelar ST (Sarjana Tehnik Arsitektur). Setelah selesai studi di USAKTI saya berencana ingin berlibur untuk beberapa bulan sekedar menenangkan fikiran dari sisa-sisa stressnya menghadapi Tugas Akhir. Namun ternyata wisuda pun belum tapi sudah dapat panggilan untuk bekerja..aminn..putar haluan, batal untuk berlibur..untuk gantinya saya mendapat pekerjaan di sebuah konsultan arsitektur. setelah interview dengan segala kemampuan dan pengalaman freelance selama kuliah, akhirnya diterima sebagai Junior Architect di hand Architects.

Suasana kantor yang sangat kekeluargaan dan menyenangkan. Mendapatkan banyak ilmu dari proyek-proyek yang saya kerjakan, dari yang arsitektural, manajemen, hingga ilmu dilapangan. Juga mempunyai banyak saudara baru sekantor. Tidak terasa sudah 2 tahun lebih mengabdi di konsultan ini, dan sesuai dengan rencana untuk melanjutkan studi ke tingkat magister, akhirnya dengan sangat berat hati resign dari kantor itu. Selama proses pendaftaran ke S2 saya masih sering mampir ke kantor sekedar silaturahmi pada karyawan yang lainnya.



Pilihan kampus yang saya tuju untuk melanjutkan studi magister adalah ITB - Bandung, dengan jurusan Rancang Kota, sesuai dengan minat saya terhadap perancangan sebuah kota atau wilayah. Ternyata tidak mudah untuk masuk ke perguruan tinggi peringkat pertama se Indonesia itu. Test saringan masuk pun gagal dengan selisih nilai hanya kurang "0.18" saya pikir ya sudah lah masih bisa daftar disemester genap, yang ternyata jurusan ini hanya dibuka di semester ganjil, artinya test dibuka tahun depan. wah..dengan waktu satu tahun tanggung untuk bekerja di perusahaan. Akhirnya saya memulai mencari proyek sendiri dibantu dengan seorang teman yang juga arsitek untuk memulai satu studio konsultan arsitektur kecil-kecilan.

Tidak terasa satu tahun pun berlalu, dengan pekerjaan yang juga tidak sedikit di studio, tapi saya harus kembali ikut test masuk magister di ITB lagi. Dan kali ini Alhamdulilah akhirnya lulus test. Setelah menyelesaikan sisa-sisa pekerjaan di studio kami, akhirnya masing-masing kembali pada perkerjaannya masing-masing. Rekan saya kembali bekerja di kantornya sebelumnya, dan saya memulai hidup sebagai mahasiswa jurusan Rancang Kota Institut Teknologi Bandung. Namun kami masih mengerjakan beberapa proyek bersama hingga sekarang, artinya studio kami tetap berjalan.