Laman

Selasa, 17 Agustus 2010

Pasauran surf - Carita

Tibalah keputusan untuk resign bekerja dari kantor di Jakarta, rencana selanjutnya adalah untuk melanjutkan studi program master of urban design di Institut Teknologi Bandung. Dengan berat hati akhirnya saya berhenti bekerja dan mulai ikut test penerimaan mahasiswa baru. Test pertama saya gagal masuk, dan ternyata jurusan itu hanya dibuka setahun sekali…dug…. Daripada tidak produktif akhirnya saya pun mencari proyek secara mandiri dan dikerjakan secara freelance. Kelebihan waktu dirumah digunakan untuk menyalurkan hobi-hobi yang sebelumnya sudah lama tidak dilakukan. Mulai dari mendaki gunung, dan beberapa kali Trail Adventure bersama teman. Sampai pada suatu saat, fajar teman surf session mengajak untuk ngombak kembali di carita, siapa takut…kita pun mencoba surfing lagi di carita, kali ini kondisi ombak flatt dimana-mana. Dan saya sedikit berpesan sama anak lokal sana untuk dikabari klo ombak bagus.



Sms..telpon berdering, ternyata dari teman-teman di carita, Ombak bagus kii..tanpa banyak persiapan, saya langsung meluncur dengan motor trail kesayangan, ternyata hanya 45 menit saja bila ditempuh dengan motor. Saat itu saya yang belum bisa apa-apa dalam surfing langsung disuru turun di pasauran reef konon karang di dasarnya sangat tajam seperti parutan yang siap mencabik kulit badan kita. Hasilnya baru masuk air saya sudah terbawa arus hingga hampir putus asa, tapi mereka tidak ada satupun yang menolong, cuma tertawa dari kejauhan. Ternyata memang itu cara ampuh untuk mengajari pemula untuk melawan rasa takut dan agar berusaha sekuat tenaga paddling menuju point. Ombak yang setinggi kepala menciutkan saya untuk ambil ombak, jadi hingga selesai saya hanya berjemur saja..eheh…








Entah setan apa yang merasuki otak saya, setelah hari itu saya jadi semakin sering ke pantai daripada tinggal dirumah. Tumbuh tekad untuk serius mempelajari olahraga ekstrim satu ini. Seringkali 2-4 hari stay dipantai dan hasilnya setiap pulang kerumah langsung dapet omelan karena tampang saya sangat hitam legam..hmm, itu udah resiko jawab saya…akhirnya saya beli papan surfing pertama dengan ukuran 6’0” yang sangat susah untuk belajar bagi pemula seperti saya, tapi ya sudah lah tak apa. Semakin tekun dan semakin sering lagi belajar hingga akhirnya bisa berdiri dan meluncur lurus kedepan mengikuti buih ombak putih. Sangat senang sekali pada saat itu. Tentunya dengan banyak pengorbanan yang sudah dilakukan. Telapak kaki pun sudah banyak luka sobek kena karang pasauran reef point..no pain no gain…





Hampir setahun akhirnya tibalah untuk test kembali di Bandung. Kali ini saya diterima kuliah di Itb, wah..semakin dekat nih dengan batukaras dan Pelabuhan ratu pikirku, sudah terlintas sejak pertama bakalan bisa sering surfing nih disela-sela waktu kuliah. Makin menjadi angan-angan saya untuk bisa lebih lanjut lagi dalah hal surfing, tidak hanya berdiri meluncur lurus kedepan, tapi bisa mengikuti ombak dari point hingga habis ke pinggir pantai. Sejak itulah mulai banyak trip-trip ke berbagai tempat surfing khususnya di sekitar jawa barat dan banten.

1 komentar: